Sample Feature Post 1 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 2 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 3 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Minggu, 08 Mei 2016
Pemimpin Multidimensi
Pemimpin Multidimensi
Pemimpin
memiliki peranan yang sangat vital dalam suatu wilayah. Pemimpin merupakan
seorang yang harus memiliki kecakapan dan kecerdasan lebih agar dapat
membimbing dan mengarahkan yang dipimpinnya menuju pintu kebahagiaan. Pemimpin
sebagai problem solverdituntut untuk berlaku kritis, bijaksana, adil dan
teliti agar kelak keputusan yang diambil menghasilkan kemaslahatan bagi yang
dipimpin. Oleh karena itu, masyarakat harus serius dan teliti dalam memilih
pemimpin.
9 Desember 2015
kemarin Indonesia mengadakan hajat akbar yakni Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Serentak di 269 wilayah di seluruh Indonesia guna memilih pemimpin
baru (bupati, wali kota dan gubernur). Masyarakat sangat mengharapkan kehadiran
pemimpin yang mampu menyelesaikan permasalahan multidimensi yang sedang dialami
seluruh daerah di Indonesia, seperti, krisis ekonomi, prostitusi, korupsi,
kolusi, nepotisme dan sebagainya. Permasalahan kronis berkepanjangan yang
dialami seluruh daerah di Indonesia tersebut harus segera diobati oleh tangan
dingin seorang pemimpin. Idealnya, pemimpin mutlak memiliki dua hal. Pertama,
kecerdasan (intelektual [IQ], emosional [EQ] dan spiritual [SQ]).
Kedua, berani bekerja keras.
Pertama,
pemimpin harus cerdas. Rakyat telah lama merindukan sesosok pemimpin yang
memiliki kecerdasan. Bukan hanya kecerdasan intelektual namun juga kecerdasan
emosional dan spiritual. Dengan ketiga kecerdasan tersebut, seorang pemimpin
bukan saja mampu menggali solusi dari setiap permasalah (IQ), namun juga mampu
membaca kondisi, keadaan, kebutuhan, dan kegelisahan rakyat (EQ) serta mampu
memberi makna terhadap yang dilakukannya atas dasar keberagamaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa (SQ). Memang sulit merasakan manfaat kecerdasan spiritual
seorang pemimpin, namun hal ini merupakan satu syarat mutlak sebagaimana
amanat butir pancasila yakni “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kedua, pemimpin
harus berani bekerja keras. Pemimpin Indonesia seyogyanya dapat
menginternalisasikan secara mendalam dan mengaplikasikan secara serius
perkataan Ki Hajar Dewantara yakni, “Ing ngarsa sung tuludo, ing madya
mangun karsa dan tut wuri handayani.”
Ing ngarsa sung
tuludo. Seorang pemimpin harus mampu berada di depan sebagai penunjuk arah.
Selain itu, pemimpin juga dituntut untuk menampilkan perangai yang baik serta
komitmet kerja secara total agar masyarakat dapat menirunya.
Ing madya mangun
karsa. Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang berani menempatkan diri ditengah
masyarakat. Dia dituntut untuk bekerja bahu menbahu dengan masyarakat. Karena
pada hakikatnya pemimpin juga adalah rakyat, “dari Rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.” Sebagaimana diucapkan Abraham Lincoln.
Yang terakhir Tut
wuri handayani. Selain mampu memberi arahan dan teladan di garda terdepan,
berkerja bahu membahu bersama masyarakat, pemimpin juga harus mampu memberi
dorongan kekuatan dari belakang, memotivasi serta mampu mengawasi kinerja orang
yang dipimpinnya.
Jika kedua
syarat diatas –cerdas dan berani bekerja- dimiliki oleh seluruh pemimpin
daerah, Indonesia pasti akan mampu bersaing dan menunjukakn jati diri yang
sesungguhnya di hadapan dunia. Apalagi Indonesia didukung dengan kekayaan
sumber daya alam yang sangat berlimpah. Sekarang, Masyarakat hanya mampu berdoa
dan berharap semoga kelak yang memimpin daerah ialah orang yang sesuai.
11.12
Komda Fakultas Ushuluddin
No comments
Sabtu, 02 April 2016
Allah: Tuhan Maha Romantis
Allah: Tuhan Maha Romantis
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ (١٥) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ
مُحْسِنِينَ (١٦) كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (١٧)
وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (١٨(
“ Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. di dunia mereka
sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi
sebelum fajar” (Adz Dzariyaat : 15 – 18)
يَأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ, قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلاً , نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً, أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً, إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلاً, إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْءًا وَأَقْوَمُ قِيلاً , إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلاً, وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً , رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلاً
“(1) Hai orang
yang berselimut (Muhammad), (2) bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya), (3) (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit, (4) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an
itu dengan perlahan-lahan. (5) Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu
perkataan yang berat. (6) Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat
(untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (7) Sesungguhnya kamu
pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (8) Sebutlah nama
Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (9) Dia-lah Tuhan
masyrik dan magrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka
ambillah Dia sebagai pelindung”. (QS. Al-Muzammil (73) : 1 – 9)
Allah
SWT telah menyeru dalam al-Qur’an bahwa shalat Tahajud adalah anjuran bagi
orang beriman dan termasuk orang-orang yang bertaqwa, orang yang melakukan
shalat malam yang sdikit tidurnya maka ia adalah golongan orang-orang yang
bertaqwa, mereka akan berada dalam taman-taman syurga, mata air-mata air
syurga, sambil diberikan segalanya oleh Rabb Tuhan Maha Romantis..
Dalam
ayat lain Allah menyuruh orang-orang yang berselimut, yang masih terlena oleh mimpinya,
yang masih di alam bawah sadar, yakni Nabi Muhammad SAW. untuk bangun
pada malam hari dan anjuran untuk al-Qur’an secara perlahan-lahan. Inilah
anjuran Allah SWT agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Allah
akan turun ke langit dunia sampai tersisa sepertiga malam yang akhir, Allah
akan memberikan apa yang kita minta, apapun itu, kekayaan, kesejahteraan,
kebahagiaan, keselamatan, dan masih banyak lagi.
Maka
nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan? Bagaimana Allah tidak romantis?
Dia selalu mendengar bahkan turun mendatangi hamba-hamba-Nya yang sedang
menghambakan diri pada-Nya.
Bagaimana
Tuhan tidak romantis? Romantis biasanya selalu diidentikkan dengan ungkapan
rasa cinta kepada orang yng dicintai-Nya, saking Allah sayang dan Cinta
terhadap orang-orang yang menghambakan diri diwaktu sepertiga malam, Allah
datangi dan Allah kabulkan permintaannya, mau itu langsung ataupun tidak
langsung...
Seperti
hadis yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari nomor 1145 dan Imam Muslim nomor
758: “Setiap malam Allah turun ke langit dunia sampai tersisa sepertiga malam
yang akhir, Dia pun berkata “Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti Aku
kabulkan do’anya? Adakah hamba-Ku yang ber-Istighfar sehingga Aku ampuni
dosanya?”
Betapa
Romantisnya...
Jika kita bisa
merasakannya....
Jika kita
benar-benar menghambakan diri pada-Nya, kepada Allah, Tuhan Maha segalanya,
Tuhan Maha Kaya, Tuhan Maha Romantis.....
#InspirasiLewatMediaSosial
#Syi'arUshuluddin
#AksiTanpaNanti
#KomDaFU
#BersamaKitaBisa
#LDKSyahid
#KitaAdalahSaudara
#Syi'arUshuluddin
#AksiTanpaNanti
#KomDaFU
#BersamaKitaBisa
#LDKSyahid
#KitaAdalahSaudara
04.39
Komda Fakultas Ushuluddin
4 comments
Adab Ketika Makan Bersama
Adab Makan Bersama
Diriwayatkan
dari Al-Bazzar dengan sanadnya, dari Anas bin Malik R.A. bahwa Rasulullah Saw.,
bersabda:
“Sesungguhnya
orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang mempunyai akhlak terbaik.
Dan bahwa akhlak yang baik itu derajatnya menyamai puasa dan shalat”.
Mari
berakhlak mulia, dimulai dari hal yang terkecil yaitu "MAKAN"
Adab makan
bersama sekelompok orang:[1]
1. Disunahkan
bagimu untuk tidak menyendiri ketika makan. Makanlah bersama keluarga atau
tamu-tamumu.
Dalam
hadits: “Rasulullah Saw. tidak makan sendirian.” Dalam hadits pula: “Berkumpullah
kamu untuk makan makananmu, niscaya kamu diberkati didalamnya.” Sebaik-baik
makanan adalah yang banyak orang memakannya.”
Apabila kamu makan bersama orang lain, maka amalkanlah adab-adab berikut di samping adab-adab yang lalu :
Apabila kamu makan bersama orang lain, maka amalkanlah adab-adab berikut di samping adab-adab yang lalu :
- Janganlah cepat-cepat duduk atau memulai makan sebelum orang yang lebih tua (umurnya) daripada kamu atau lebih tinggi kedudukannya darimu, kecuali jika kamu merupakan orang yang diikuti dan diteladani seperti engkau menjadi tuan rumah. Maka patutlah kamu mulai makan agar para hadirin tidak lama menunggu.
- Jangan kamu duduk lama menghadap hidangan sehingga menjadi orang yang terakhir yang berdiri dari situ dan Nampak sebagai orang yang rakus dan serakah.Kecuali jika kamu tuan rumah, maka dianjurkan hal itu bagimu, dalam hadits: “Nabi SAW apabila makan bersama orang banyak, beliau menjadi orang terakhir yang makan.”
- Jangan terburu-buru berdiri atau berhenti makan, walaupun kamu tetap menghadapi hidangan sehingga tetanggamu merasa malu dan berhenti makan karena menirumu.
- Dalam hadits: “Apabila diletakkan hidangan, maka janganlah seseorang bediri, walaupun ia sudah kenyang, sampai orang-orang selesai. Karena hal itu membuat malu teman duduknya dan barangkali ia menghendaki makanan itu.”
2. Hendaklah
kamu memilih tempat yang cocok denganmu di majelis, lalu duduk disitu dengan
sopan dan tidak mempermainkan alat-alat makan.
- Jangan sering menoleh dan bergerak dan jangan mendesak orang disampingmu. Termasuk adab adalah mengkhususkan pemberian salam dan bertanya kepada orang yang duduk didekatmu tentang keadaanya. Hal itu dimaksudkan untuk menimbulkan kegembiraan padanya dan menolak kesepian serta menghilangkan kemurungan hatinya. Termasuk adab bila kamu tidak duduk menghadappintu kamar wanita dan tidak memandang dengansengaja kepada macam-macam makanan serta wajah-wajah dari orang-orang yang makan.
- Jangan mengulurkan tanganmu kearah makanan yang jauh darimu, tetapi makanlah makanan yang dekat darimu, kecuali buah-buahan maka tidak mengapa kamu mengambil buah yang kamu sukai.
- Dalam hadits: “Nabi Saw. setelah makan mengeliling buah-buahan kepada para sahabatnya. Ada orang yang bertanya kepadanya tentang hal itu. Maka beliau menjawab: ‘ia buka satu macam.’”Makanlah sebiji demi sebiji dan jangan makan dua biji sekaligus.
- Dalam hadits hal itu dilarang, kecuali dengan seizing temanmu. Janganlah membawa makanan yang didepan temanmu kedepanmu dan jangan memonopoli (menguasai) makanan tanpa memberi temanmu, apabila engkau makan pisang misalnya, jangan letakkan kulitnya didepan orang lain sehingga menimbukan sangkaan bahwa engkau tidak makan apa-apa. Ini merupakan dusta.
- Jangan melemparkan kulitnya dijalanan supaya tidak menyebabkan orang lain tergelincir dan jangan menimbulkan suara ketika mengunyah,terutama bila engkau menyukai suatu makanan, Karena hal itu menunjukkan keserakahan.
3. Apabila
engkau hendak meludah atau membuang ingus maka menyingkirah dari majlis dan
jangan mengeluarkan suara yang keras ketika meludah atau membuang ingus.
- Hendaklah egkau berbicara dengan pembicaraan yang sesuai dengan suasana. Sebagaimana di riwayatkan bahwa Nabi Saw. menanyakan kuah kepada keluarganya. Maka mereka menjawab, “Kamu hanyapunya cuka.” Maka beliau memintanya dan tetap memakanya seraya berkata “Sebaik-baik kuah adalah cuka, sebaik-baik kuah adalah cuka.”
- Janganlah engkau menyebut sesuatu yang menjijikkan atau menceritakan kabar yang menyedihkan, karena hal itu tidak sesuai dengan adab. Jangan pula engkau makan di piring dari sebelah atasnya atau dari tengah makanan. Dalam hadis: “makanlah di piring dari sisi-sisinya dan jangan makan dari tengahnya, karena barokah itu turun di tengahnya.”
4. Termasuk
adab pula adalah jangan menyentuh sesuat makanan dengan tanganmu, tetapi
dengansendok. Kecuali jika makan bersama-sama terdapat dalam satu piring besar,
maka tidaklah mengapa melakukan itu. Akan tetapi makanlah dari tempat yang ada
di depanmu dan jangan mengibaskan tanganmu didalam piring dan jangan mendahulukan
kepalamu ketika meletakkan suapan di dalam mulutmu.
- Apabila engkau keluarkan suatu dari mulutmu, maka palingkan wajahmu dari makanan dan ambillah dengan tangan kirimu. Roti yang engkau patahkan dengan gigimu, jangan engkau celupkan sisanya didalam kuah. Begitu pula jika engkau mengambil sesuatu makanan, lalu engkau letakkan didalam piring atau mulutmu, maka janganlah mengembalikannya sekali lagi tempatnya agar orang lain tidak merasa jijik.
5. Jangan
bersendawa di hadapan seseorang, tetapi palingkan wajahmu darinya dan
bersendawalah dengan pelan. Jangan mencium makanan dengan hidungmu. Nabi SAW
telarang dalam sabdanya: “Janganlah kamu mencium makanan seperti hewan buas.”
Apabila seseorangmenawarkan makanan kepadamu sedang engkau tidak menyukainya,
maka jangan tunjukkan ketidaksukaanmu terhadapnya dan mencelanya atau
mengucapkan “ aku tidak menyukainya” akantetapi beralasanlah kepadanya dengan
ungkapan yang halus seraya berkata, “ aku harap anda memaafkan aku” atau
“terima kasih” dan sebagainya. Telah di kemukan bahwa Nabi SAW tidak pernah
mencela makanan sama sekali.
- Dalam hadits : “ orang-orang menghidangkan biawak panggang kepada Rasulullah SAW lalu beliau mengulurkan tangan kepadanya.”
- Maka orang-orang berkata “ ia adalah biawak ya rasulullah. ‘kemudian beliau mengakat tangannya” maka Khalid ibnul walid ra berkata “ apakah biawak itu haram ya rasulullah ?’ belaiu menjawab “tidak,’tetapi ia tidak terdapat dinegri kaumku sehingga engkau dapati aku meninggalkannya.”
6. Apabila
engkau mencuci kedua tanganmu, makajanganlah mengibaskannya sesudah mencucinya
agar percikannya tidak mengenai salah seorang yang hadir.
- Apabila engkau makan di tempat seseorang, doakanlah dia setelah selesai makan dan ucapkanlah, “ ya allah prbanyaklah kebaikanya, berkatilah dia dalam rizki yang engkau karuniakan kepadanya dan mudahkan baginya untuk meakukan kebaikan dengan rizki itu, puaskanlah dia dengan apa yang engkau berikan kepadanya dan jadikanlah kami serta dia sebagai orang-orang yang bersyukur.”
- Dalam hadis: “ Nabi SAW. Berbuka puasa di rumah sa’ad bin ubadah ra. Kemudian beliau berdo’a dan mengucapkan: orang-orang yang puasa berbuka di tempatmu dan makananmu di makan oleh orang-orang yang saleh dan para malaikat mendoakan kamu sekalian.” Nabi SAW. Makan di rumah Abdullah binbusr ra kemudian beliau berkata “ ya allah berkatilah mereka dalam rizki yang engkau berikan kepada mereka dan ampunilah serta rahmatilah mereka.”Apabila engkau menghadiri jamuan makan, maka janganlah mengambil sesuatu makanan ke rumahmu. Itulah yang dinamakan suatu kekeliruan. Kecuali jika di izinkan oleh pemilik makanan atau engkau ketahui suatu persetujuannya, maka tidaklah mengapa kalau begitu.Ketika itu ambillah apa yang engkau ingnkan atau yang di setujui oleh teman-temanmu.
- Janganlah engkau menghadri walimah/pesta dimana engkautidak di undang sehingga engkau menjadi tamu tak di undang. Dalam hadis: “barang siapa berjalanmenuju jamuan makan sedang dia tidak di undang,maka iapun berjalan sebagai orang fasik ( berbuatjahat ) dan yang engkau makan haram.”
Demikianlah adab
ketika makan, dakwah kita tak akan berjalan dengan baik jika adab kita tak
dipakai.
#InspirasiLewatMediaSosial
#SyiarKomDaUshuluddin
#AksiTanpaNanti
#KomdaFU
#BersamaKitaBisa
#LDKSyahid
#KitaAdalahSaudara
04.27
Komda Fakultas Ushuluddin
No comments